Batang Hari - Dalam menunjang pengoperasian informasi di era digital, puluhan perangkat desa (......) di Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batang Hari mengikuti Pelatihan teknis pengoperasian sistem informasi dan administrasi desa (Siades) pada senin (05/08/2024) pagi.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Bathin XXIV, puluhan perangkat desa dan sejumlah pemateri diantaranya seorang Jurnalis tvOne untuk mengajarkan tentang cara membuat berita yang baik dan benar. 

Kegiatan yang digelar di kantor Camat Batin XXIV dengan mengusung tema "transportasi menuju desa digital" ini, diinisiasi oleh pihak Developer Program (DP) di Kabupaten Batanghari ini, bertujuan untuk menjadikan desa lebih mandiri dalam memberikan informasi ke masyarakat melalui website di desa.

Tarmizi selaku pemateri mengatakan bahwa ada beberapa point penting dalam pembuatan berita yang baik dan benar, tidak terlepas dari rumus 5 W + 1 H yaitu What (Apa), Who (Siapa), When (Kapan), Where (Di mana), Why (Mengapa): How (Bagaimana).

"Rumus 5 W + 1 H tersebut wajib dimuat dalam berita, karena unsur itu sudah terpenuhi dan sudah layak dimuat ke dalam website untuk dikomsumsi publik," kata Tarmizi saat memberikan materi.

Dikatakannya juga bahwa, dalam membuat berita seorang pembuat berita (jurnalis) harus membuat judul dan teras berita yang menarik dan menggugah, tujuannya agar berita yang disajikan menarik para pembaca.

"Judul itu hanya pemancing minat para pembaca, kemudian pada lead berita adalah gambaran umum yang disajikan tentang fakta penting di dalam sebuah berita," jelasnya.

Kegiatan yang berlangsung selama 7 jam tersebut berlangsung khitmat dan diharapkan para hadirin dapat mengaplikasikan ilmu yang disampaikan oleh pemateri. (pemdeskarmeo)

Desa Simpang Terusan merupakan Desa pemekaran dari Desa Terusan, Terusan merupakan Pintasan Datuk Ulubolang, Datuk Singopati yang terletak disentul pada zaman dahulu, pada lintasan tersebut terletaklah dusun Terusan Ilir yang jaraknya + 1 KM dari Dusun Terusan.

Adapun Dusun Tua Desa Terusan, menurut sejarah yaitu Mesan Kuping yang sekarang bernama Teluk, berseberangan dengan Desa Tenam yang dipisahkan oleh Sungai Batanghari,

Setelah Datuk Jago Pati meninggal dunia dan oleh Pemuka msyarakat pada saat itu diberi gelar dan dikukuhkan bernama Jago Rekso yang berarti Raja yang bijaksana, datuk Singopati dimakamkan di Terusan Ulu, untuk selanjutnya tampuk Pemerintahan digantikan oleh Datuk Aju yang bergelar Singopati Mahmud.

Pada Pemerintahan Datuk Resat semua orang yang ada diperantauan dipanggil untuk membicarakan pembagian wilayah dan siapa yang bakal memimpin dusun-dusun tersebut, kemudian dapat kata sepakat Terusan dibagi menjadi 4 (empat) Dusun yaitu Dusun Teluk, Dusun Muara Pelu, Dusun Sentul, dan Dusun Raman Gading.

Meurut sejarah setelah Datuk Dengah Resat Meninggal dunia, maka Pemerintahan digantikan oleh Datuk Tumenggung dan dimasa Datuk Tumenggung keempat dusun tersebut disatukan menjadi satu desa yaitu Desa Terusan, maka terjadilah peristiwa “Sumbang menyumpah Adat” .

Datuk Aji melanggar Adat Istiadat dan berkatalah Datuk Singopati dengan kata yang pedas, lalu Datuk Tumenggung marah dan naik pitam seraya berkata itu tidak adil, pada saat perang mulut tersebut berkata pula Datuk Aji yang melanggar Adat berkata kalau mau berkelahi boleh, dan kemudian Datuk Singopati menjawab pula jika seandainya kamu yang kalah akan aku kuburkan dihulu desa Terusan, sebaliknya jika aku yang kalah tolong dikubur ditengah dusun, dan jika Datuk Rengat yang kalah dikuburkan dihilir desa Terusan. Datuk Aji yang melanggar Adat tadi berpihak kepada Datuk Tumenggung yang pada akhirnya perkelahian tersebut dimenangkan oleh Datuk Aji. Dengan adanya perkelahian itu Desa dikenal dengan 5 (lima) Debalang atau Panglima, yaitu Datuk Aji, Datuk Singopati, Datuk Tumenggung, Datuk Mamad Rasat, dan Datuk Dongong.

Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman Desa Terusan menjadi suatu Margo yaitu Margo Sebo Ilir yang dipimpin oleh seorang Pasirah yang membawa 8 (delapan) Desa atau Dusun yaitu Desa Rambahan, Desa Pelayangan, Desa Dusun Bukit, Desa Malapari, Desa Sridadi, Desa Simpang Terusan, Dusun KM 6 Muara Tembesi, dan Desa Danau Embat.

Sekitar Tahun 1980 sistem Marga dihapuskan, maka kedelapan desa tersebut berdiri sendiri dengan sistem Pemerintahan sendiri yang dikepalai oleh Kepala Desa. Desa Simpang Terusan kini termasuk kedalam wilayah Kecamatan Muara Bulian. dan pernah menjadi penopang ekonomi Desa dengan dibangunnya Pasar di pinggir Sungai Batanghari dan dihuni oleh Etnis Keturunan Tionghoa, Suku Padang dan Suku Jawa

Pada zaman Orde Baru dibawah Menteri Dalam Negeri Bapak Amir Mahmud pada tahun 1970 Desa Terusan dipecah menjadi Empat (4) Desa yaitu Desa Terusan, Desa Pasar Terusan, Simpang Terusan dan Desa Tenam, Pemimpin Desa pada saat itu dberi gelar JAGO PATI.